OP AMP (AMPLIFIER)
Bahan presentasi ini dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Elektronika kelas B
Dosen : Darwison, M.T
Oleh:
Novi Putri
1610952023
Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik
Universitas Andalas
Padang
2017
OP AMP
(Amplifier)
1. Pendahuluan
Dari kurva Karakteristik I-O tersebut amplifier bekerja pada karakteristik yang membentuk hubungan linear artinya semakin besar Vi maka semakin besar juga VO dan sebaliknya. Operasi amplifier menghindari output dalam kondisi saturasi karena akan membuat cacat keluaran outputnya.
Dari kurva Karakteristik I-O tersebut amplifier bekerja pada karakteristik yang membentuk hubungan linear artinya semakin besar Vi maka semakin besar juga VO dan sebaliknya. Operasi amplifier menghindari output dalam kondisi saturasi karena akan membuat cacat keluaran outputnya.
|
Gambar 1.1 Rangkaian dan kurva karakteristik I-O
Ciri-ciri rangkaian amplifier adalah adanya feedback (umpan balik) negatif dari output ke input inverting (-) op-amp.
2. Jenis - jenis Rangkaian Amplifier
2. Jenis - jenis Rangkaian Amplifier
A. Inverting Amplifier
Rangkaian inverting amplifier yaitu dengan input dimasukkan ke kaki inverting (pembalik) sehingga output akan dibalik atau beda fasa sebesar 180 derajat.
Untuk mencari turunan penguatan tegangan ACL maka rangkaian dimisalkan dahulu dengan input dc positif, seperti gambar 2.1. Dalam analisa rangkaian amplifier disyaratkan op-amp bekerja ideal sehingga tegangan differensial Ed = 0, artinya VA (tegangan di titik A) = 0 sehingga arus yang melewati Ri sama dengan arus yang melewati Rf karena arus yang masuk ke kaki inverting sangat kecil karena sifat op-amp dimana impendasi (Zi) inputnya sangat besar. Adapun rangkaian pengganti untuk menghitung arus I adalah seperti gambar 2.2
Dengan Ed = 0 maka VA = 0 sehingga rangkaian dapat disederhanakan untuk mencari arus I.
Gambar 2.3 Rangkaian untuk menghitung arus I
Bentuk gelombang tegangan output VO dan karakteristik I-O nya yaitu:
- Inverting Adder Amplifier
Rangkaian inverting adder amplifier (pembalik) adalah seperti gambar 2.6
Gambar 2.6 Rangkaian inverting adder amplifier
sehingga arus di Rf sama dengan jumlah arus di R1, R2 dan R3.
Syarat op-amp ideal adalah Ed = 0 sehingga VA = 0
maka,
Jika input lebih dari 3 maka dapat dipakai persamaan umum sebagai berikut:
Bentuk gelombang tegangan output VO adalah seperti pada gambar 2.7
Gambar 2.7 Bentuk gelombang tegangan output VO dengan input tegangan dc
Rangkaian inverting adder amplifier dengan 3 input bertegangan ac seperti gambar 2.8 dan hasil simulasi pada gambar 2.9
Gambar 2.8 Rangkaian inverting adder amplifier dengan 3 input bertegangan ac
Gambar 2.9 Bentuk gelombang tegangan output VO dengan input tegangan ac
B. Non Inverting Amplifier
Rangkaian non inverting amplifier (tidak membalik) yaitu input dimasukkan ke kaki non inverting sehingga tegangan output yang dihasilkan sefasa dengan tegangan input.
Dengan syarat op-amp ideal Ed = 0 maka VA = Vi sehingga rangkaian dapat disederhanakan untuk mencari arus I.
Gambar 2.12 Rangkaian untuk menghitung arus I
Adapun hasil simulasi bentuk gelombang I-O dan karakteristik I-O nya yaitu:
- Non Inverting Adder Amplifier
Gambar 2.15 Rangkaian non inverting adder amplifier
Syarat op-amp ideal adalah Ed = 0 sehingga VA = Vi
jika R1 = R2 = Ri = Rf = R maka VO = V1 + V2
Jika memakai tiga input maka rumus tegangan VO dapat dicari dengan metoda loop tertutup tersebut, adapun turunan rumus VO adalah:
Selesaikan dua persamaan diatas dengan metoda matrik untuk mencari I1, didapatkan;
Gambar 2.16 Rangkaian non inverting adder amplifier dengan 3 input
C. Voltage Follower
Rangkaian voltage follower atau buffer dimana ACL = 1, adalah seperti pada gambar 2.17
Gambar 2.17 rangkaian voltage follower
Syarat op-amp ideal adalah Ed = 0 maka VO = Vi sehingga
Bentuk gelombang tegangan input dan gelombang tegangan output adalah sama karena ACL = 1 dan sefasa karena Vi diinputkan ke kaki non inverting.
D. Differential Amplifier
Rangkaian Differential Amplifier adalah seperti pada gambar 2.20
Gambar 2.20 rangkaian Differential Amplifier
Rangkaian Differential Amplifier adalah menghasilkan selisih
dari dua input yang satu diinputkan ke kaki inverting dan yang satu lagi diinputkan ke kaki non inverting. Untuk mendapatkan rumus maka pertama digroundkan V2 sehingga rangkaian menjadi rangkaian non inverting amplifier.
Gambar 2.21 rangkaian Non inverting Amplifier
Untuk mendapatkan rumus maka digroundkan V1 sehingga rangkaian menjadi rangkaian inverting amplifier.
dimana,
Gambar 2.22 rangkaian inverting Amplifier
maka,
Bentuk gelombang tegangan input V1 dan V2 serta gelombang tegangan output VO adalah
Gambar 2.23 (a) Bentuk gelombang tegangan input V1 dan V2 , (b) bentuk gelombang tegangan VO
Referensi :
1. Boylestad,
R. and Nashelsky, L., 1999, “Electronic Devices and Circuit Theory”, Prentice Hall, New
Jersey.
2. Hayt,
W. H. and Neudeck, G. W., “Electronic
Circuit Analysis and Design”, Houghton Mifflin Company, Boston.
3. Coughlin,
R. F. and Driscoll F. F., 1985, “Operational
Amplifiers and Linear Integrated Circuits”, Prentice Hall, New Jersey.
4. Paynter,
R. T.,1997, ”Introductory Electronic
Devices and Circuits”, Prentice Hall, New Jersey.
5. Malvino, 1985, “
Aproksimasi Rangkaian Semikonduktor: Pangantar Transistor dan Rangkaian
Terpadu”, Penerbit Erlangga.
6. Mike Tooley, 2002, “
Rangkain Elektronika: Prinsip dan Aplikasi”, Penerbit Erlangga
7. Darwison, 2008, “Diktat Elektronika Analog”, Teknik Elektro – Unand, Padang.
8. Darwison, 2011, “Diktat Dasar Elektronika”, Teknik Elektro – Unand, Padang.
9. Darwison, 2011, “Panduan Praktikum Dasar Elektronika Digital”, Teknik Elektro
– Unand, Padang.
Komentar
Posting Komentar